Pemaknaan dan praktik penginjilan dalam kehidupan umat Kristen selalu sarat dengan kontestasi. Secara praksis, ia diterima, sekaligus dihadapi dengan penuh kewaspadaan, baik oleh orang-orang Kristen maupun non-Kristen. Bagi yang menerimanya, penginjilan dianggap sebagai bentuk ekspresi iman dan ajaran agama seseorang, serta bentuk pernyataan identitas seseorang dalam relasinya dengan kelompok yang lain. Bagi yang menolaknya, penginjilan disetarakan dengan sikap dehumanisasi, karena dilakukan secara tidak etis, tidak jujur, manipulatif, bahkan dengan kekerasan, sehingga menyalahi prinsip kebebasan. Walhasil, penginjilan dianggap sebagai tembok penghalang bagi rasa saling menghormati, saling mendengar, dan kerja sama. Penginjilan juga harus berhadapan dengan konteks masyarakat yang plural, di mana terdapat potensi konflik horizontal sebab penginjilan seringkali mengeklaim kebenaran eksklusif untuk mengubah identitas dan afiliasi religiositas seseorang.
Amanat Agung hampir selalu dikumandangkan dan dihidupi oleh para pemimpin maupun aktivis gereja. Harapannya, warga gereja dapat berpartisipasi dalam aktivitas penginjilan untuk menjadikan segala bangsa sebagai murid Kristus. Namun demikian, kondisi ini memunculkan pertanyaan mengenai bagaimana sesungguhnya pemaknaan dan praktik penginjilan di bawah? “Di bawah” dimaknai sebagai warga gereja yang secara pasif mendengar dan menerima apa yang telah diajarkan kepada mereka.
Kami mengundang individu-individu warga gereja untuk terlibat dalam membangun teologi penginjilan bersama. Adapun persyaratan untuk menjadi partisipan dalam kegiatan ini adalah bukan merupakan pengurus aktif gereja dan/atau organisasi misi tertentu, serta bukan berasal dari latar belakang pendidikan formal teologi. Ajakan ini terbuka untuk seluruh jemaat dari latar belakang sinode dan denominasi gereja.
Bagi rekan-rekan yang hendak terlibat dalam membangun teologi penginjilan bersama, sila mengisi formulir di bawah ini. Dengan mengisi formulir tersebut, rekan-rekan bersedia untuk menjadi partisipan dalam proyek ini. Seluruh data yang tertera pada formulir tidak akan disebarluaskan oleh tim peneliti dan semata-mata hanya digunakan untuk keperluan penelitian. Tim peneliti akan menghubungi melalui surel atau nomor WA yang tertera pada formulir keterlibatan.
Pertanyaan lebih lanjut dapat menghubungi Pusat Kajian Reformed bagi Agama dan Masyarakat (+62 822-6969-9393 atau pusatkajian@rcrs.org).
Saat ini, pendaftaran partisipan riset telah ditutup. Kami mengucapkan sebesar-besarnya atas antusiasme rekan-rekan untuk menjadi informan dalam riset kami.
Tim Peneliti:
Benyamin Intan, Ph.D.
Prof. Yahya Wijaya
Calvin Nathan Wijaya
Semy Arayunedya
H. Hans Panjaitan
Status:
Berjalan